Membentuk Kematangan Emosi Dan Kekuatan Berfikir Positif Pada Remaja Melalui Pendidikan Jasmani

masa remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. pada masa ini individu mengalami banyak perubahan, baik perubahan fisik maupun psikis. masa remaja juga disebut sebagai masa kritis karena perkembangan mental remaja berada pada taraf kritis yaitu ada keinginan untuk mengetahui tentang kehidupan dan berusaha mengenal dirinya secara lebih mendalam (Achir dikutip dari sinta 1996). Terjadinya perubahan psikis menimbulkann keadaan yang membingungkan dikalangan remaja. Remaja tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi jika dilihat dari pertumbuhan fisik dan psikis belum dapat dikatakan sebagai remaja dewasa. Hal ini akan mempengaruhi anak remaja pada  kehidupan sosialnya, lebih dikhawatirkan lagi apabila anak remaja tidak mampu menguasai emosinya, sehingga meledakkan emosinya dihadapan remaja lain, pada saat dan tempat yang tidak tepat dan dengan cara-cara yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, bahkan dimungkinkan dapat terjerumus ke hal-hal yang negatif. Pada kehidupan manusia sehari-hari emosi memegang peranan sangat besar, terkadang lebih berpengaruh daripada pikiran seremaja terutama pada masa remaja. Pendidikan Jasmani merupakansuatu proses interaksi antara siswa dan lingkungan yang dikelola melalui pendidikan jasmani secara sistematik untuk membentuk manusia seutuhnya, yaitu untuk mengembangkan aspek physical, psychomotor, cognitif, dan aspek affektif. Dalam SK Mendikbud nomer 413/U/1987 yang menjelaskan bahwa penjas merupakan bagian integral dari pendidikan melalui penidikan jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelektual, dan emosional. Adanya perbedaan kematangan emosi yang akan mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dari perilaku remaja dalam mencapai pendidikan dan keberhasilan dalam hidupnya. Kematangan emosi inilah yang menentukan berhasil tidaknya remaja menguasai keseimbangan. Kemampuan remaja dalam menguasai emosinya ini nampak dalam sikapnya menghadapi situasi-situasi tertentu., yang bermacam-macam coraknya. Umumnya remaja yang sudah matang emosinya selalu menunjukan sikap yang positif dalam menghadapi kehidupan ini.
Aspek-aspek kematangan emosi
            Maslow (Bischot, 1969:127) menyebutkan beberapa aspek dari individu yang mempunyai kematangan emosi, yaitu:

  • menerima diri sendiri dan remaja lain seperti apa adanya
  • bersikap realistik, mampu mengambil sikap dan keputusan akan suatu hal dengan tepat
  • mempunyai spontanitas, mampu bertingkah laku yang wajar dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan yang berlangsung
  • tidak tergantung dengan remaja lain
  • menyadari adanya perbedaan pendapat dalam mencapai tujuan
  • kreativitasnya tinggi, mampu berinovasi dan berimprovisasi
sumber :
Komarudin 
Dosen FIK UNY
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia
Volume 12, nomor 2, November 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagan Media Pembelajaran

BIODATA